Guru Indonesia Memenangkan Hackathon Regional AI TEACH melalui Aplikasi Pembelajaran Berbasis AI Generatif
Read in English here.
Dua kelompok pendidik dari Indonesia—tim AI-ASIS (student assistant) dari Sorong, Papua Barat dan tim AI MISS YOU dari Probolinggo, Jawa Timur—berhasil meraih posisi juara 1 dan juara 3 dari ajang hackathon regional AI TEACH, acara yang diselenggarakan oleh ASEAN Foundation. Kedua kelompok ini meraih kemenangan melalui penciptaan proyek pembelajaran berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) Generatif—sebuah kemampuan yang didapat melalui program AI TEACH yang diselenggarakan oleh Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) dengan dukungan Microsoft Indonesia.
Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia menjelaskan, keikutsertaan kelompok Indonesia dalam ajang regional ini merupakan bukti dari kefasihan para guru dan murid dalam menggunakan alat AI Generatif di bidang pendidikan vokasi.
“Plan Indonesia turut berbangga atas pencapaian ketiga kelompok AI TEACH di ajang regional ini. Kami berharap, perkembangan AI dapat membantu meningkatkan penyerapan tenaga kerja, sehingga pelajar dan pendidik vokasi dapat menikmati manfaat yang sama. Ini penting, mengingat lulusan vokasi, khususnya alumni Sekolah Menengah Kejuruan, masih menjadi penyumbang Tingkat Pengangguran Terbuka tertinggi di Indonesia, yaitu sebesar 9,01 persen (BPS, 2024). Setelah perlombaan, diharapkan para guru dan murid dapat berbagi pengetahuan kepada lebih banyak pihak lagi,” ujar Dini.
AI TEACH merupakan program peningkatan kemampuan penggunaan AI generatif agar pendidik dan murid vokasi di wilayah ASEAN dapat meningkatkan pengalaman mereka. AI TEACH di Indonesia dilaksanakan oleh Plan Indonesia, di Malaysia oleh Biji-Biji Initiative, dan dipantau secara regional oleh ASEAN Foundation. Inisiatif ini didukung penuh oleh Microsoft, sebagai bentuk dukungan pemerataan kemampuan AI di wilayah Asia Tenggara.
“Mendukung pemberdayaan individu melalui kemampuan AI adalah inti dari misi Microsoft. Terutama, agar semua orang memiliki alat dan pengetahuan yang diperlukan untuk meraih kesuksesan di masa depan. Dengan membekali para guru dengan kemampuan AI, kita mendukung mereka untuk menginspirasi dan membimbing generasi penerus dalam mengarungi lanskap teknologi yang kian kompleks ini. Kami sangat senang dan berbangga karena dapat melihat antusiasme para pengajar dalam mempelajari dan berinovasi dengan AI,” ujar Supahrat Juramongkol, Philanthropies Lead, Microsoft ASEAN.
Transformasi Pendidikan melalui AI oleh Para Guru Indonesia
Pemenang pertama hackathon regional AI TEACH, tim AI-ASIS, memanfaatkan penggunaan AI generatif[1] dalam membuat aplikasi pembelajaran yang secara otomatis akan menjawab pertanyaan murid berdasarkan materi pembelajaran yang telah dipilih oleh guru mereka. Markus Dwiyanto Tobi, guru sekaligus ketua tim AI-ASIS, menjelaskan bahwa ide ini berasal dari keinginan untuk membantu murid belajar lebih mandiri, sekaligus memungkinkan guru untuk menjadi fasilitator, seperti prinsip kurikulum Merdeka.
“Kami telah menguji aplikasi ini di tiga sekolah yang berbeda, termasuk yang berada di bagian paling terpencil di Indonesia (3T), dan melihat bagaimana aplikasi AI-ASIS membantu para guru dan murid. Kami berharap dapat memperluas penggunaan aplikasi, sehingga dapat bermanfaat bagi lebih banyak murid Indonesia, termasuk para murid dengan disabilitas,” kata Markus di Gedung Sekretariat ASEAN, Kamis (14/11).
Sementara itu, Suci Romadani, perwakilan dari tim AI MISS YOU (Artificial Intelligence to Improve Students’ Original and Unique Critical Reasoning) menjelaskan, timnya mengeksplorasi kemungkinakan mengajarkan AI generatif kepada murid SMA, sambil tetap memastikan adanya bimbingan guru. Tim AI MISS YOU dan para murid yang berpartisipasi menggunakan beberapa alat AI untuk meneliti, bereksperimen, dan akhirnya membuat minuman yang disebut ‘Teh Dahaga’ dari daun mangga—yang dikenal sebagai buah khas Probolinggo. “Kami membuat proyek AI MISS YOU agar murid tidak akan menerima saran AI mentah-mentah, tetapi agar mereka juga bias menilai informasi yang ada dengan kritis. Tim kami percaya bahwa masa depan tidak dikendalikan oleh AI, tetapi oleh mereka yang menguasai AI,” kata Suci.
Ajang hackathon regional ini dapat dikatakan dilakukan tepat waktu, terutama karena Microsoft dan LinkedIn Work Trend Index 2024 menunjukkan bahwa sebanyak 92 persen Pekerja Berpengetahuan[2] di Indonesia sudah menggunakan AI generatif di tempat kerja mereka. Angka ini melampaui rata-rata global (75 persen) dan Asia Pasifik (83 persen). Sementara itu, Kearney memprediksi AI dapat berkontribusi dalam meningkatkan PDB Indonesia hingga 12 persen atau sekitar 366 miliar dolar AS pada tahun 2030.
Setelah ajang hackathon regional, program AI TEACH memasuki fase implementasi terakhirnya di Indonesia. Hingga November 2024, program ini telah menjangkau 2.500 orang pendidik dan murid dari berbagai wilayah di Indonesia.
—-
Profil Tim Nasional –Partisipan Hackathon Regional AI TEACH
Kelompok 1
“Implementasi AI ASIS (Asisten Siswa) untuk Meningkatkan Asesmen dan Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka di SMK”
Guru Utama/Ketua Kelompok: Markus Dwiyanto Tobi Sogen
Asal Daerah: Sorong, Papua Barat
Markus Dwiyanto dan tim mengembangkan AI ASIS untuk menjawab pertanyaan murid secara otomatis. Penggunaannya tergolong mudah, karena aplikasi ini diintegrasikan ke dalam perangkat yang sudah ada, sehingga guru tidak perlu berganti-ganti aplikasi.
Meskipun murid terlibat lebih sebagai pengguna dan bukan pengembang, proyek ini dinilai sudah siap diterapkan lebih luas. Total durasi pengembangan aplikasi adalah selama 6 bulan, dengan ujicoba kepada 50 murid.
Kelompok 2
“AI MISS YOU (Artificial Intelligence untuk Meningkatkan Bernalar Kritis Siswa Yang Original dan Unik)”
Guru Utama/Ketua Kelompok: Fafan Adisumboro
Asal Daerah: Probolinggo, Jawa Timur
Fafan dan tim membuat proyek AI MISS YOU untuk mengajarkan murid agar tidak langsung menerima informasi yang diperoleh lewat AI, melainkan mengolah dan memikirkan isinya terlebih dulu. Proses ini dinilai penting agar murid tetap kritis dan kreatif dalam memperoleh ilmu.
Tim AI MISS YOU berhasil menciptakan konsep proyek yang menarik dengan melibatkan murid secara aktif. Presentasi mereka juga jelas, mudah dipahami, serta sangat relevan bagi pembelajaran saat ini.
Kelompok 3
“Team-Based Learning (TBL) Berbantuan AI”
Guru Utama/Ketua Kelompok: M. Elfin Noor
Asal Daerah: Jepara, Jawa Tengah
Berangkat dari keresahan murid dan guru, Elfin Noor dan tim yang terdiri dari guru dan murid membuat TBL Berbantuan AI untuk mempermudah proses belajar-mengajar di sekolah. Hal ini dilakukan dengan kolaborasi yang efektif antara guru dengan murid, mulai dari tahap ideasi hingga prototyping dan testing.
Proyek Elfin Noor dan tim ini menggunakan metode Team-Based Learning (TBL), yaitu jenis pembelajaran yang melibatkan sekelompok murid untuk membentuk tim belajar guna memperkuat hard skill dan soft skill setiap murid. Dengan menggabungkan metode TBL dan pemanfaatan AI, proyek ini bertujuan memudahkan guru dalam mengajar, serta membantu murid menemukan prestasi, gaya belajar, dan memberikan persaingan yang sehat untuk mencapai target belajar. Pengelompokan ini memungkinkan pemberian materi dan tugas yang sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing kelompok. Selain itu, fleksibilitas dan keserbagunaannya memungkinkan penggunaan TBL berbantuan AI di berbagai tingkat pendidikan dan mata pelajaran.
[1] Teknologi AI yang menggunakan teknik prompting untuk membuat visual, teks, hingga audio secara instan berdasarkan repositori mesin yang ada.
[2] Pekerja yang biasanya bekerja di balik meja, baik di kantor maupun di rumah.